BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Keberhasilan
proses pembelajaran sebagai proses pendidikan di suatu sekolah dipengaruhi oleh
banyak faktor. Faktor-faktor yang dimaksud misalnya guru, siswa, kurikulum,
lingkungan sosial, dan lain-lain. Namun dari faktor-faktor itu, guru dan siswa
faktor terpenting. Pentingnya faktor guru dan siswa tersebut dapat dirunut
melalui pemahaman hakikat pebelajaran, yakni sebagai usaha sadar guru untuk
membantu siswa agar dapat belajar dengan kebutuhan minatnya.
Di Indonesia
kesadaran akan pentingnya pendidikan telah disadari sejak lama sebagaimana
termaksuk dalam UUSPN No. 20 pasal I ayat I Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses belajar agar peserta didik secara aktif
membangun potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara..
Dengan perkataan
lain pendidikan merupakan suatu proses yang melibatkan unsur-unsur yang
diharapkan meningkatkan pendidikan yang berkualitas. Guru sebagai unsur pokok
penanggung jawab terhadap pelaksanaan dan pengembangan proses belajar mengajar,
diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses belajar mengajar, proses belajar
mengajar merupakan inti dari kegiatan transformasi ilmu pengetahuan dari guru
kepada siswa. Untuk mencapai efektifitas dan efisiensi tersebut, maka
diperlukan adanya strategi yang tepat dalam mencapai tujuan belajar mengajar
yang diharapkan.
Dalam
pelaksanaan fungsi dan tugasnya guru sebagai prosesi menyandang persyaratan
tertentu sebagai mana tertuang dalam Undang – undang Republik Indonesia No 20
Tahun 2003 Tentang Sistem pendidikan Nasional dalam pasal 39 (1) dan (2)
menyatakan : tenaga pendidikan bertugas melaksanakan administrasi ,
pengelolaan, pengembangan dan pelayanan teknis untuk menunjang proses
pendidikan pada satuan pendidikan. Pendidik merupakan tenaga professional yang
bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, melakukan
pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat, terutama pendidik pada perguruan tinggi.
Untuk
mencapai hal tersebut diperlukan guru ideal. Guru ideal harus bisa membuat siswa memahami kosep
pembelajaran, memiliki sikap yang baik serta memiliki keterampilan. Untuk itu
guru harus memahami konsep sebagai guru sebagai pendidik, pengajar, pembimbing
dan pelatih bagi siswa. Seperti yang dikemukakan Suparlan (2006:32) “secara
ideal guru sebaiknya memang memiliki banyak pengetahuan dan keterampilan “.
Guru ideal harus bisa menjadi seorang pendidik dalam hal ini guru harus bisa
jadi panutan dari siswanya dan memiliki nilai moral dan agama yang bisa
dicontoh oleh siswanya seperti keteladanan dari aspek sikap dan perilaku. Guru
sebagai pengajar harus memiliki pengetahuan yang luas tentang disiplin ilmu
yang harus diampuh untuk ditransfer kepada siswa. Selain itu guru ideal harus
bisa sebagai pembimbing yaitu guru harus memiliki kemampuan untuk dapat
membimbing siswa dan memberikan dorongan psikologis agar siswa dapat menepikan
factor – factor internal dan factor eksternal yang akan mengganngu proses
pembelajaran
Selain itu
guru harus bisa menjadi pelatih bagi siswanya guru harus bisa memberikan
sebanyak mungkin kesempatan kepada siswa untuk dapat menerapkan konsepsi dam
teori kedalam praktek yang digunakan langsung dalam kehidupan. Dalam mengajar guru harus bisa memotiviasi
siswa untuk belajar dan menciptakan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa.
Dalam proses pembelajaran guru menguasai semua aspek pembelajaran mulai dari
membuka pelajaran, kegiatan inti sampai kegiatan akhir. Dalam proses
pembelajaran guru bertindak sebagai fasilitator yang siswa yang harus aktif
dalam proses pembelajaran. Diakhir pembelajaran guru harus mengevaluasi proses
yang telah dilakukan siswa.
Berdasarkan
keterangan di atas dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran di suatu sekolah
pada hakikatnya adalah upaya yang dilakukan oleh guru untuk membuat siswa
belajar dan menciptakan manusia yang berakhlak mulia dan berpengetahuan.
SDN 49 Lareh
Nan gadang Kecamatan Lintau Buo UtaraKabupaten Tanah Datar memiliki banyak guru di bandingkan sekolah –
sekolah sekitarnya. Dimana di SDN 49 Lareh Nan gadang Kecamatan Lintau Buo
Utara ada 12 orang guru. Yang terdiri dari 6 orang guru kelas dan 4 orang guru
bidang studi, satu kepala sekolah dan satu penjaga sekolah. Untuk kebutuhaan
guru sekarang ini telah memenuhi semua mata pelajaran dan guru kelas pun sudah
mencukupi. Tapi hasil yang dicapai untuk saat ini belum menemui harapan yang di
inginkan. Terbukti dengan masih rendahnya hasil belajar siswa di SDN 49 Lareh
Nan gadang Kecamatan Lintau Buo Utarapada Tahun 2011.
Ada beberapa
faktor yang menyebabkan hal tersebut. seperti
guru sendiri, Sarana dan lingkungan. Kalau dilihat dari faktor guru pada
saat sekarang ini guru masih ada yang terlambat, karena jarak tempat tinggal
guru dengan sekolah terbilang cukup jauh. Di samping itu masih ada guru yang
tidak melengkapi administrasi mengajarnya. Seperti : program tahunan, batas
pelajaran dan administrasi lainnya yang penting untuk meningkatkan mutu
pendidikan di sekolah. Mungkin karena waktu yang dimiliki guru sangat sedikit
untuk membuat dan melengkapi admistrasi yang merupakan tugas pokok bagi seorang
guru. Karena rumah guru ada yang menghabiskan waktu untuk berangkat dan pulang
kesekolah karena faktor jarak tadi.
Di samping itu
guru masih terbilang kurang Fokus dengan mengajar terbukti dengan adanya guru
yang berada di ruangan guru pada saat mengajar. Selain itu masih ada guru yang
memberikan soal kemudian mereka bercerita di ruangan guru. Sehingga siswa
banyak yang mengalami remedi dalam hasil belajarnya terbukti dengan adanya
analisis guru yang menunjukan siswa yang tidak tuntas. Selain itu guru masih
terkesan mengajar diluar program yang telah di tetapkan. Guru masih terlihat
kurang menguasai teknik dalam membuka, memberikan pelajaran dan teknik menutup
pelajaran.
Disamping itu
guru belum bisa menggunakan media yang cocok yang dapat meningkatkan minat
belajar siswa. Seiring dengan perkembangnya teknologi pada saat sekarang ini
guru masih menggunakan media lama. Seperti media gambar. Guru belum menggunakan
media audio video yang bisa menanyangkan gambar dan suara sehingga siswa lebih
tertarik dengan media tersebut. Karena siswa sekolah dasar senang akan
menonton.
Selain itu guru
belum sepenuhnya menguasai kelas yang mereka mengajar. Terlihat dengan adanya
siswa yang berbicara dan bercanda dengan teman saat mereka belajar. Padahal
sebelum memulai pelajaran kondisi kelas sudah siap dalam kondisi untuk belajar.
Guru terlihat membiarkan hal ini terjadi dikelas mereka. Jika kondisi kelas
belum terkuasai dengan baik siswa akan sulit menerima materi yang di
ajarkan.bahkan siswa yang sudah siap menerimapun bisa terganggu dengan hal ini.
Guru dalam proses pembelajaran sangat minim sekali dalam menggunakan alat
peraga. Jadi pembelajaran terkesan monoton dan siswa banyak yang mnegambang
saat proses pembelajaran.
Apalagi dengan
Keadaan Sekolah Dasar dengan sistem guru kelas, tidak menutup kemungkinan
banyak guru yang mengalami kesulitan dalam
mencapai tujuan belajar mengajar yang diharapkan. Karena guru dituntut
untuk mengejar target materi yang cukup banyak dan harus diselesaikan pada
setiap semester. Sehingga siswa sulit mencapai nilai yang baik dan kurang aktif
dalam belajar. Dimana pada saat sekarang ini di tuntut siswa aktif dalam
belajar dan guru menjadi fasilitator.
Di sini
terkesan Guru bertindak sebagai satu-satunya sumber belajar, menyajikan
pelajaran dengan metode ceramah, latihan soal atau drill, dengan sedikit
sekali atau bahkan tanpa media pendukung. Guru cenderung bersikap otoriter,
suasana belajar terkesan kaku, serius, dan mati. Kadang gurunya yang aktif (berbicara), siswanya
pasif. Jika siswa tidak dapat menangkap materi pelajaran, kesalahan cenderung
ditimpakan kepada siswa.
Kalau di lihat
dari isi kelas sebagai alat pendukung belajar Dinding kelas dibiarkan kosong
atau jika ada hanya mading kebanyakan hanya berupa gambar pahlawan. Tidak ada
ikon ikon yang membangkitkan semangat dan rasa percaya diri siswa. Pendek kata,
proses pembelajaran tidak memberdayakan dan membosankan. Dengan demikian proses
pembelajaran menjadi tidak efektif, dan karenanya tujuan pembelajaran tidak
dapat tercapai secara optimal. Akibatnya mutu pendidikan sangat rendah.
Bahkan untuk
tingkat ASEAN saja mutu pendidikan di Indonesia berada di bawah Vietnam, suatu
negara yang begitu lama dilanda kemelut dalam negeri (Depdiknas, 2002;1-2). Rendahnya
kualitas pendidikan di Indonesia memerlukan penanganan yang segera. Salah satu
upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan inovasi di bidang
pembelajaran. Sehingga guru dapat megajar dengan harapan sehingga nilai siswa
dapat meningkat.
Sangat kita
sayangkan jika masalah pembelajaran ini terus terjadi di negeri ini. Bagaimana
jadinya nasip bangsa ini kedepannya jika hal ini tidak teratasi. Misalnya saja
jika guru tidak menguasai kelas siswa
akan sulit menerima pelajaran dan siswa akan bercanda dengan temannya. Sehingga
minat belajarnya akan berkurang. Selain itu jika administrasi guru tidak
lengkap guru akan sulit menyajikan pelajaran. Kalau guru sulit menyajikan
pelajaran secara tidak langsung siswa akan sulit menerima pelajaran yang di ajarkan
guru.
Selain itu jika
adanya guru terlambat akan menghambat proses belajar mengajar, karena siswa
kalau tidak ada guru tidak akan belajar dengan sendirinya. Apalagi siswa
Sekolah Dasar masih belum bisa untuk belajar sendiri. Kalau hal ini terjadi prestasi
belajar siswa pasti akan menurun dan hasil belajar merekapun akan rendah. Kita
sangat tidak mengingin kan hal ini terjadi.
Disamping itu
jika guru bercerita bersama guru di ruangan mejelis guru siswa yang mereka
tinggalkan di kelas akan tidak terkontrol. Walaupun mereka saat melakukan atau
mebuat soal maupun saat mengerjakan latihan. Apalagi siswa Sekolah Dasar yang
mana mereka masih dalam konteks bermain yang ada dalam pikiran mereka.
Jika hal ini
terus terjadi sangat besar kemungkinan pendidikan di daerah bahkan di Negara
kita ini akan menurun. Sehingga kondisi bangsa ini akan sulit bersaing pada
masa yang akan datang. Karena siswa merupakan penerus bangsa ini pada masa –
masa mendatang. Di samping itu tujuan pendidikan nasionalpun akan sulit tercapai.
Kita tidak menginginkan hal ini terjadi di dunia pendidikan kita.
Untuk mengatasi
masalah yang terjadi di SDN 49 Lareh Nan gadang Kecamatan Lintau Buo Utarapada
saat sekarang ini kepala sekolah memberikan supervisi yang rutin secara
menyeluruh terhadap guru. Sehingga masalah – masalah yang ada dalam proses
pembelajaran dapat teratasi dengan baik. Dengan adanya supervisi guru akan
merencanakan, mengelolah dan mengevaluasi pembelajara, menguasai kelas dengan
baik, melengkapi administrasinya, dalam mengajar dan memberikan soslusi
pemecahan masalah rehadap guru yang terlambat sehingga terciptanya lingkungan
belajar yang menyenangkan di SDN 49 Lareh Nan gadang Kecamatan Lintau Buo
Utaradan proses belajar mengajarpun dapat berjalan dengan baik sehingga mutu
dan hasil belajar siswa meningkat.
Supervisi
merupakan tugas dari seorang kepala sekolah untuk meningkatkan kualitas guru
dalam mengajar. Seperti yang di
kemukakan dalam Permendiknas No. 1 Tahun 2007 disyaratkan 5 kompetensi yang
harus dimiliki kepala sekolah. Lima kompetensi yang harus dikuasai oleh seorang
kepala sekolah yaitu: 1) kompetensi kepribadian,2) kompetensi manajerial,
3)kompetensi kewirausahaan,4) kompetensi supervisi, 5) kompetensi sosial.
Selain itu yang
dikemukakan Hamza (2010:169) bahwa pembinaan guru dalam suvervisi adalah
sebagai berikut :1)Serangkaian bantuan yang berwujud layanan professional,
2)Layananan Profesional tersebut
diberikan oleh orang yang lebih ahli ( kepala sekolah, Pemilik Sekolah,
pengawas dan ahli lainya, 3) Maksud layanan professional tersebut adalah agar
dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar sehingga tujuan pendidikan
yang direncanakan tercapai.
Banyak hal yang
harus dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan salah satu dengan dengan
adanya program supervisi kepada guru – guru secara rutin. Nanang (2010:84)
mengungkapkan “Proses pendidikan merupakan berubahnya sesuatu menjadi yang
lain. Dalam pendidikan berskala mikro (Tingkat
sekolah ) proses pengambilan keputusan, proses pengelolaan, program,
proses belajar mengajar serta proses monitoring dan evaluasi. Sebagai catatatan
proses belajar mengajar merupakan prioritas tertetinggi”
Selain itu
dengan adanya supervisi ini akan meningkatkan proses belajar. Karena kepala
sekolah memonitoring langsung kegiatan belajar dan admisnistrasi guru tersebut
karena yang melakukan supervisi mengamati lansung proses belajar mengajar di
dalam kelas. Seperti yang di kemukakan oleh Nanang (2010:101) “ melakukan
Monitoring dan evaluasi untuk meyakinkan apakah program yang telah di
rencanakan dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan, apakah tujuan telah
tercapai dan sejauh mana pencapaiannya”
Menurut Hamza
(2010:171) “tujuan – tujuan suvervisi atau pembinaan guru bertujuan sebagai
berikut :1)Memperbaiki proses belajar mengajar, 2)Perbaikan tersebut dilakukan
melalui pembinaan professional, 3)Yang melakukan pembinaan adalah Pembina.,
4)Sasaran pembinaan adalah guru atau orang lain yang ada kaitannya”.
Jika proses
belajar mengajar telah terkondisi dengan baik secara tidak langsung mutu
pendidikan akan meningkat dengan sedirinya. Maka penulis sangat tertarik dengan
meneliti tentang Dampak supervisi
terhadap peningkatan mutu pendidikan di SDN 49 Lareh Nan gadang Kecamatan
Lintau Buo Utara, Kabupaten Tanah datar. Karena penulis merasa dengan ini
kualitas guru akan dapat di tingkatkan. Dimana guru yang di supervisi akan
melaksanakan tugasnya sebaik – baiknya dan melengkapi administrasi maupun bahan
ajar mereka. Jika hal ini terjadi hasil belajar siswa akan meningkat begitu
juga dengan mutu pendidikan khususnya SDN 49 Lareh Nan gadang Kecamatan Lintau
Buo Utaradan Kabupaten Tanah Datar pada umumnya.
Dari penjelasan
diatas maka penulis akan menulis Penelitian Tindakan Sekolah yang berjudul “Peningkatan Kompetensi Guru dalam mengajar
melalui sepervisi Akademik di SDN 49
Lareh Nan gadang Kecamatan Lintau Buo Utara”
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas dapat di rumuskan masalah penelitian sebagai berikut :
1.
Apakah
dengan supervisi akedemik dapat meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar di SDN
49 Lareh Nan gadang Kecamatan Lintau Buo Utara
2.
Apakah
proses belajar mengajar telah berjalan dengan baik di SDN 49 Lareh Nan gadang
Kecamatan Lintau Buo Utara
3.
Bagaimanakah
kompetensi guru di SDN 49 Lareh Nan
gadang Kecamatan Lintau Buo Utara
C.
Cara Pemecahan Masalah
Untuk mengatasi masalah yang terjadi di SDN 49 Lareh Nan Gadang pada saat sekarang ini kepala sekolah memberikan
supervisi yang rutin secara menyeluruh terhadap guru. Sehingga masalah –
masalah yang ada dalam proses pembelajaran dapat teratasi dengan baik. Dengan
adanya supervisi guru akan merencanakan, mengelolah dan mengevaluasi
pembelajaran, menguasai kelas dengan baik, melengkapi administrasinya, dalam
mengajar dan memberikan soslusi pemecahan masalah terhadap guru yang sehingga
terciptanya lingkungan belajar yang menyenangkan di SDN 49 Lareh Nan Gadang Kabupaten Tanah Datar dan proses belajar
mengajarpun dapat berjalan dengan baik sehingga mutu dan hasil belajar siswa
meningkat.
D.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan
atas permasalahan yang diajukan, maka tujuan yang hendak dicapai dalam
penelitian ini adalah:
1.
Untuk
mengetahui dampak supervisi terhadap peningkatan kuualitas guru di sekolah
2.
Untuk
mengetahui kompetensi guru di SDN 49 Lareh Nan gadang Kecamatan Lintau Buo
Utara
3.
Untuk
meoptimalkan proses belajar mengajar di SDN 49 Lareh Nan gadang Kecamatan
Lintau Buo Utara
E.
Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian diatas dapat
diperoleh kegunaan atau manfaat. Adapun
manfaat penelitian ini adalah :
1.
Manfaat
Teoritis
a.
Bagi
siswa
Dengan
adanya penelitian ini diharapkan siswa dapat belajar dengan efektif dan siswa
dapat meningkatkan hasil belajar mereka pada masa mendatang
b.
Bagi
Guru
Dengan
adanya penelitian ini diharapkan guru mengelolah kelas, memberikan materi
dengan baik dan lebih meningkatkan kinerja guru pada masa mendatang
c.
Bagi
Peneliti ( Kepala Sekolah )
Untuk menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi peneliti dalam menerapkan pengetahuan yang diperoleh dalam
mengelolah sekolah dan dapat memecahkan masalah – masalah yang dihadapi di
dunia pendidikan secara nyata.
d.
Bagi
Sekolah
Diharapkan dengan adanya hasil dari
penelitian ini dapat menjadi masukan yang berharga bagi pihak sekolah khususnya
dalam pelaksanaan supervisi di sekolah
e.
Bagi
Pengawas
Diharapkan
dengan adanya hasil karya ini pengawas lebih memberikan arahan dalam pelasanaan
supervisi pada masa mendatang
f.
Bagi
Dinas Pendidikan
Menjadi
masukan bagi dunia pendidikan Kabupaten Tanah Datar untuk meningkatkan mutu
pendidikan di sekolah – sekolah
BAB
II
KAJIAN
TEORI
A.
Suvervisi ( Pembinaan Guru )
1. Pengertian
Supervisi
Istilah
pembinaan guru sebenarnya berasal dari kurikulum SD, SMP dan SMA tentang
pembinaan guru dalam berbagai kepustakaan baik di Indonesia baik di Negara –
Negara asing sering di istilahkan dengan supervisi. Menurut Hamza (2010:169)
“secara terminology pembinaan guru (supervisi) sering di artikan sebagai
serangkaian usaha bantuan kepada guru, terutama bantuan yang yang berwujud
layananan professional yang dilakukan kepala sekolah, pemilik sekolah, pengawas
serta Pembina lain untukm meningkatkan proses dan hasil belajar”.
Selain
itu Menurut Purwanto (2003:32) “Supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan yang
direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam
melakukan pekerjaan mereka secara efektif”.
Menurut Hamza (2010:169) berdasarkan pengertian tersebut nyatalah bahwa
pembinaan guru dalam suvervisi adalah sebagai berikut :
1.
Serangkaian
bantuan yang berwujud layanan professional.
2.
Layananan Profesional tersebut diberikan oleh orang
yang lebih ahli ( kepala sekolah, Pemilik Sekolah, pengawas dan ahli lainya )
3.
Maksud
layanan professional tersebut adalah agar dapat meningkatkan kualitas proses
dan hasil belajar sehingga tujuan pendidikan yang direncanakan tercapai.
Dalam
rumusan yang rinci Djajadisastra mengemukakan pembinaan guru atau suvervisi
sebagai berikut :
1.
Memperbaiki
tujuan khususmengajar guru dan belajar siswa
2.
Memperbiki
materi ( bahan ) kegiatan belajar mengajar
3.
Memperbaiki
metode, yaitu dengan cara menggorganisasikan kegiatan belajar mengajar
4.
Memperbaiki
penilaian atas media
5.
Memperbaiki
penilian proses belajar mengajar dan hasilnya.
6.
Memperbaiki
pembimbingan siswa atas kesulitan belajarnya.
7.
Memperbaiki
sikap guru atas tugasnya.
Dari
pendapat diatas disimpulkan bahwa supervisi merupakan sarana atau alat untuk
membina guru dalam mengajar untuk mencapai hasil yang maksimal. Pembinaan guru
harus dilakukan secara rutin untuk mengetahui sejauh mana kemampuan guru dalam mengajar.
2.
Tujuan Supervisi
Menurut
Hamza (2010: 171) tujuan – tujuan supervisi atau pembinaan guru bertujuan
sebagai berikut :
1.
Memperbaiki
proses belajar mengajar
2.
Perbaikan
tersebut dilakukan melalui pembinaan professional
3.
Yang
melakukan pembinaan adalah Pembina.
4.
Sasaran
pembinaan adalah guru atau orang lain yang ada kaitannya.
5.
Secara
jangka panjang maksud pembinaan tersebut adalah memberikan kontribusi bagi
pencapaian tujuan pendidikan.
Selain
itu Hamza (2010:171) juga mengemukakan “ bahwa supervisi juga berfungsi untuk
mengordinasi, messtimulasi dan mengarahkan peryumbuhan – pertumbuhan guru;
mengordinasi semua usaha sekolah, memperlengkapi kepemimpinan sekolah,
memperluas pengelaman – pengelaman guru, mestimulasi uasaha – uasaha yang
kraetif, memberi fasilitas dan penilaian yang terus menerus, menganalisis
situasi belajar, memberikan pengetahuan dan keterampilan guru dabn staff,
mengintegrasikan tujuan pendidikan dan membantu meningkatkan kemampuan guru”.
Menurut
Arikunto (2004:40) “tujuan supervisi dapat dikelompok menjadi dua yakni tujuan
umum dan tujuan khusus. Secara umum bertujuan untuk memberikan bimbingan
bantuan teknis kepada guru agar mampu meningkatkan kualitas krjanya terutama
dalam proses pembelajaran. Secara khusus bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa
dan guru, meningkatkan efektivitas kurikulum dan efisiensi sarana/ Prasarana,
dan kualitas situasi umum sekolah”.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan
supervisi adalah memberikan bimbingan, menmengordinasi semua usaha sekolah,
memperlengkapi kepemimpinan sekolah, memperluas pengelaman – pengelaman guru,
mestimulasi uasaha – uasaha yang kraetif, memberi fasilitas dan penilaian yang
terus menerus.
3.
Prinsip Supervisi
Dari
fungsi supervisi atau pembinaan guru adalah menumbuhkan ikilim bagi perbaikan
proses hasil belajar melalui serangkaian upaya pembinaan terhadap guru – guru
dalam wujud layanan professional. Agar pembinaan guru dapat dilakukan dngan
baik perlu dipedomani prinsip – prinsip pembinaan guru . yang dimaksud dengan
prinsip adalah sesuatu yang harus dipedomani dalam satu aktivitas. Para pakar
mengidentifikasi prinsip – prinsip supervisi sesuai sudut tinjau mereka.
Depdikbud
(dalam Hamza 2010:172) mengemukakan prinsip – prinsip Supervisi sebagai berikut
:
1.
Dilakukan
sesuai dengan kebutuhan guru.
2.
Hubungan
antara guru dengan Pembina didsarkan atas kerabat kerja,
3.
Pembina
ditunjuang sifat keteladanan yang terbuka,
4.
Dilakukan
secara terus menerus,
5.
Diperlancar
melalui peningkatan keordinasi dan singkronasi horizontal dan vertikal, baik
melaui pusat maupun daerah.
Dalam
penggolongan lebih rinci Hamza (2010:172) mengolongkan lebih rinci prinsip –
prinsip pembinaan guru menjadi prinsip fundamental dan prinsip praktis. Prinsip
fundamental adalah pembinaan guru atau supervisi dipandang sebagai bagian dan
keseluruhan proses pendidikan tidak terlepas dari dasar – dasar pendidikan
nasional yakni Pancasila. Suvevisi pendidikan harusla menggunakan prinsip sila
pertama sampai sila kelima Pancasila. Prinsip Pancasila ini harus mewarnai
kegiatan suvervisi.
Dalam
kegiatan supervisi terdapat keterampilan yang dijadikan acuan dalam pembinaan.
Ada 3 jenis keterampilan suvervisi atau pembinaan guru yaitu : (technical skills) Keterampilan Teknis, (menajarial Skills) keterampilan
menajerial, (Human skills)
Selain
itu Hamza (2010: 173) juga mengemukakakan :
“mengemukakan keterampilan teknis adalah keterampilan untuk
menggunakan metode dan teknik pembinaan guru. Keterampilan teknis.keterampilan
mnejarial adalah keterampilan pembuatan keputasan pembinaan dalam pembuatan
keputusan pembinaan yang berhubungan dengan elemen – elemen institusional
sorang Pembina dalam bekerja sedangkan yang dimaksud dengan keterampilan manusiawi adalah keterampilan untuk melakukan
kerjasama deengan guru dan aparat sekolah lainnya dalam rangka melaksanakan pekerjaannya
secara efektif”.
Dari
pendapat yang dikemukan oleh para ahli seorang Pembina harus menguasai prinsip
dan teknik dalam melakukan supervisi supaya apa yang diharapkan dapat tercapai
dengan baik. Penerapan supervisi akan sangat menbantu guru dalam menjalankan
tugasnya dan mengetahui kekurangan mereka dalam mengajar dan untuk meningkatkan
hasil belajar siswa dan mutu pendidikan di sekolah. Disamping itu guru akan
bertambah rajin dalam meningkatkan kualitasnya dan profesionalnya dengan adanya
hubungan yang baik antara Pembina dengan guru karena supervisi yang dilakukan
sesuai dengan dasar Pancasila.
Selain
mengusai prinsip – prinsip supervisi Pembina juga harus paham dengan teknik
dlam melakukan supevisi. Menurut Hamza (2010:176) Adapun teknik supervisi atau
pembinaan guru dapat dilakukan dengan cara :
1.
Kunjungan
kelas
Kunjungan
kela adalah kegiatan pembinanaan yang dilakukan kepala sekolah pada saat gru
sedang mengajar di kelas. Yang harus dilakukan oleh kepala sekolah dalam
melakukan kunjungan kelas sebagai berkut :
a.
Menfokuskan
perhatian pada semua elemen dalam situasi belajar mengajar
b.
Bertumpu
pada upaya memajukan proses belajar mengajar
c.
Membantu
guru – guru secara konret untuk memajukan prses belajar mengajar
d.
Menolong
guru – guru agar dapat mengevaluasi diri sendiri.
e.
Memberikan
kebebasan kepada guru agar dapat berdiskusi dengannya mengenai problema –
problema yang dihadapi dalam proses belajar mengajar.
2.
Pertemuan
Pribadi
Pertemuan
pribadi dapat dilakukan sebelum dan setelah kunjungan kelas. selain itu agar
pertemuan pribadi berhasil dengan baik maka seorang Pembina harus mampu :
a.
Merencanakan
pertemuan pribadi
b.
Merumuskan
tujuan pertemuan pribadi
c.
Merumuskan
prosedur pertemuan pribadi
d.
Mengadakan
kontrak dengan guru mengenai pertemuan pribadi
e.
Memancing
masalah guru
f.
Membantu
memecahkan masalah yang dihadapi guru dalam pertemuan pribadi.
3.
Rapat
Dewan Guru
Rapat
dewan guru sering di istilahkan rapt guru, rapat staff atau rapat kepala
sekolah. Rapat dewan guru adalah pertemuan antara semua guru dengan kepala
sekolah yang dipimpin oleh kepala sekolah atau seorang yang ditunjuk olehnya.
Agar rapat dewan guru berhasil dengan baik, maka seorang Pembina harus mampu :
a.
Merencanakan
rapat dewan guru,
b.
Memimpin
rapat,
c.
Membahas masalah – maslah yang penting dalam rapat,
d.
Menghidupkan
suasana rapat,
e.
Mengaitkan
rapat dengan pembinaan profesioanl guru,
f.
Menjadikan
rapat menjadi wahana tukar pikiran,
g.
Menyimpulkan
hasil rapat, dan
h.
Mengimformasikan
kembali hasil rapat untuk keperluan mengambil tindak lanjut.
4.
Kunjungan
Antar Sekolah
Kunjungan
antar sekolah adalah kunjungan yang dilakukan oleh guru – guru bersama kepala
sekolah ke sekolah – sekolah lainnya. Agar kunjungan ini berjalan dengan baik
serta mencapai maksud sebagaimana yang diinginkan, maka seorang Pembina harus
mampu :
a.
Merencanakan
kunjungan antar sekolah,
b.
Metumuskan
tujuan kunjungan antar sekolah,
c.
Merumuskan
prosedur kunjungan antar sekolah
d.
Menetapkan
jadwal kunjungan antar sekolah,
e.
Memimpin
kunjungan antar sekolah
5.
Pertemuan
dalam kelompok kerja
Pertemuan dalam kelompok kerja adalah suatu
pertemuan yang didasari oleh guru dan kepala sekolah. Agar pertemuan ini
berjalan dengan baik dan mencapai hasil, maka seorang Pembina haruslah mampu :
a.
Merencanakan
pertemuan dalam kelompok kerja,
b.
Merumuskan
tujuan dalam kelompok kerja,
c.
Merumuskan
prosedur pertemuan dalam kelompok kerja,
d.
Menentukan
topic pertemuan dalam kelompok kerja,
e.
Menentukan
dan mencari nara sumber pertemuan dalam kelompok kerja,
f.
Menemukan
atau memancing masalah dalam pertemuan dalam kelompok kerja,
g.
Menyimpulkan
hasil pertemuan kelompok kerja,
h.
Mengambil
langkah tindak lanjut pertemuan dalam kelompok kerja.
6.
Penerbitan
Buletin Profesional
Bulletin
professional adalah selebaran berkala terdiri dari beberapa lembar berisi
tulisan mengenai topic – topic tertentu yang berkaitan dengan usaha proses
belajar mengajar. Agar bulletin profesioanl ini dapat berkalan dengan baik, maka seorang Pembina ahrus mampu :
a.
Merencanakan
penerbitan bulletin professional,
b.
Mendapatkan
naskah,
c.
Menetukan
profil/ bentuk bulletin profesioanl,
d.
Mendapatkan
sumber dana,
e.
Menyebarkan
bulletin professional, dan
f.
Mengaitkan
bulletin professional dengan kemampuan professional guru.
Selain itu Untuk itu, dalam kegiatan
supervisi seorang supervisor haruslah mengikuti prinsip-prinsip yang dapat
dijadikan sebagai pedoman dalam tugasnya. Dalam hal ini Sahertian (2000:20)
membagi supervisi dalam empat prinsip, yaitu: (1) Prinsip ilmiah (scientific);
(2) Prinsip demokratis; (3) Prinsip kerja sama; (4) Prinsip konstruktif dan
kreatif
Senada dengan apa yang di rangkum
dalam Depdiknas (2000:132) turut serta menyatakan bahwa ada enam prinsip dalam
supervisi yaitu: (1)Hubungan konsultatif, kolegial (2)Demokratis (3)Terpusat
pada guru (4)Didasarkan pada kebutuhan guru (5)Umpan balik (6) Bersifat bantuan profesional
B.
Peningkatan Kompetensi Guru
Guru
sebagai otonomi kelas yang memiliki wewenang melakukan reformasi kelas (Clasroom reform) dalam rangka melakukan
perubahan prilaku peserta didik secara berkelanjutan yang sejalan dengan tugas
dan perkembangannya dan tuntutan lingkungan sekitarnya. Sebagai pemegang otonom
di dalam kelas guru harus dapat melasanakan perannya sebagai berikut :
1.
Guru
sebagai Pendidik
2.
Guru
sebagai pengajar
3.
Guru
sebagai pemimpin
4.
Guru
sebagai supervisor
Nanang
(2010:103) Guru sebagai arsitek perubahan prilaku siswa sekaligus menjadi
contoh buat siswa. Gruru di tuntut memiliki kompetensi paripurna seperti :
1.
Kompetensi
Pedagogik
Kompetensi
Pedagogik yang harus dikuasai seorang guru adalah :
a.
Menguasai
karakteristik peserta didik, dari aspek fisik, moral, spiritual, social, cultural, emosional dan intelektual
b.
Menguasai
teori – teori belajar dan prinsip pembelajaran yang mendidik
c.
Mengembangkan
kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang ajarkan
d.
Menyelenggarakan
pembelajaran yang mendidik
e.
Memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran
f.
Memfasilitasi
pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimiliki
g.
Berkomunikasi
secara efektif, empati dan santun dengan peserta didik
h.
Melakukan
penilaian untuk kepentingan pembelajaran
i.
Melakukan
tindakan reflektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
2.
Kompetensi
Kepribadian
Kompetensi
kepribadian yang harus dimiliki guru adalah sebagai berikut :
a.
Bertindak
sesuai dengan norma agama, hokum, social, dan kebudayaan nasional Indonesia
b.
Menampilkan
diri sebagai pribadi yang jujur, beraklak mulia dan teladan bagi peserta didik
dan masyarakat
c.
Menampilkan
diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa
d.
Menunjukan
etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru dan rasa
percaya diri.
e.
Menjunjung
tinggi kode etik profesi guru.
3.
Kompetensi
Sosial
Kompetensi
social yang harus dimiliki guru adalah sebagai berikut :
a.
Bersikap
inklusif, bertindak objektif serta tidak diskriminatif karena perkembangan
jenis kelamin, agam, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga dan status
social ekonomi.
b.
Berkomunikasi
secara efektif, empatik dan santu kepada sesame pendidik, tenaga kependidikan,
orang tua dan masyarakat.
c.
Berinteraksi
di tempat tugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman
social budaya.
d.
Berkomunikasi
dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara linsan dan tulisan
atau bentuk lain.
4.
Kompetensi
Profesional
Kompetensi
Profesional yang harus dimiliki guru adalah sebagai berikut :
a.
Menguasai
materi, struktur, konsep dan pola piker keilmuan yang mendukung mata pelajaran
yang diajarkan.
b.
Menguasai
standar kompetensi dan kompetensi dasar yang diajarkan.
c.
Mengembangkan
materi pembelajaran yang diajarkan secara kreatif.
d.
Mengembangkan
keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif.
e.
Memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri.
Guru
dalam proses pembelajaran mempunyai peran sangat penting untuk meningkatkan
mutu pendidikan. Seperti kita ketahui peran guru adalah : sebagai pendidik,
pengajar, pemimpin, administrator, harus mampu melayani peserta didik yang di
landasi dengan keasadaran (awareness),
keyakinan (belief), kedisiplinan (discipline) dan tanggung jawab (responsibility) secara optimal sehingga
memberiak pengaruh fositif terhadap perkembangan siswa secara optimal, baik
fisik maupun psikhis.
Menurut
Nanang (2010:106) kinerja guru dalam melayani peserta didik dapat tergambar
dalam rumus SERVICER yaitu kepanjangan dari :
1.
Smile and Simpathy
Guru dalam menjalankan tugasnya secara sadar harus mempresentasikan
wajahnya dengan penuh senyuman sebagai wujud simpati dan sambutan hangat (welcome) terhadap peserta didik sehingga
siswa merasa betah melakukan proses pembelajaran.
2.
Empathy and Enthusiasm
Guru
dalam menjalankan tugasnya harus memeiliki pribadi merasakan dan melayani apa
yang dirasakan dan di butuhkan oleh peserta didik dalam proses pembelajaran,
serta dalam dalam hidupnya penuh antusias berusaha sekuat tenaga untuk
merealisasikan potensi yang dimiliki peserta didik dengan seoptimal mungkin.
3.
Respect and Recovery
Guru
dalam menjalankan tugasnya harus hormat dan menghargai (respect) terhadap peserta didik dengan setulus hati sehingga
menjadi kesan yang mendalam (inpresive)
dan sekaligus merupakan daya pikat (magnetic
force) di hati peserta didik.
4.
Vision and Victory
Guru
dalam menjalankan tugasnya harus menunjukan komitmennya terhadap masa depan
siswa yang lebih baik ( visioner )
dan keuntungan ( victory ) atau nilai
tambah bagi kehidupannya secara unggul komparatif dan kompetitif.
5.
Initiative, Impresif dan inovatif
Guru
dalam menjalankan tugasnya harus dapat membangun prakarsa (inisiative). Dengan penuh kesan fositif (impresif) di hati peserta didik sehingga peserta didik merasa betah
dan bebas untuk melahirkan berbagai gagasan yang cemerlang sebagai wujud adanya
dorongan untuk melakukan inovasi secara berkelanjutan dalam proses
pembelajaran.
6.
Care and Cooperative
Guru
dalam menjalankan tugasnya harus dapat mengayomi sebagai wujud kepedulian
kepada peserta didik yang dilakukan secara kooperatif dengan sesame guru,
kepala sekolah, peserta didik atau stakeholder
lainya, serta berupaya membangun prilaku peserta didik sesuai dengan norma yang
berlaku dalam lingkungannya serta mampu hidup berselancar dalam kesembrautan.
7.
Empowering and Enjoying
Guru
dalam menjalankan tugasnya harus mampu memberdayakan (empowering ) potensi peserta didik sesuai dengan kecerdasannya,
bakat dan minatnya sehingga peserta didik merasa senang (enjoying) dengan penuh kesadaran, komitmen dan rasa tanggung jawab
melaksanakan proses pembelajaran secara aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan. Proses pembelajaran dengan rasa senang dapat menjadi solusi dalam
mengoptimalkan prestasi belajar siswa di bawah kemampuannya (under achiever).
8.
Result Oriented
Guru
dalam melaksanakan tugasnya harus ditunjukan kepada pencapaian tujuan
pembelajaran, baik yang tertuang dalam kompetensi dasar, standar kompetensi,
indicator belajar, criteria ketuntasan minimal ( KKM ) maupun Standar
Kompetensi Lulusan ( SKL )
Dalam
mengajar guru harus menguasai kemampuan dasar dalam mengajar. Seperti yang
dikemukakan Oemar (2008:52) kemampuan itu meliputi:
1.
Kemampuan
menguasai bahan
2.
Kemampuan
mengelolah program belajar mengajar
3.
Kemampuan
mengelolah kelas dengan pengelaman belajar
4.
Kemampuan
mnggunakan media/sumber dengan pengelam belajar
5.
Kemampuan
menguasai landasan – landasan kependidikan dengan pengelaman belajar
6.
Kemampuan
mengelolah interaksi belajar
7.
Kemampuan
menilai prsetasi siswa dengan pengelaman belajar
8.
Kemampuan
mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan
9.
Kemampuan
mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah
10.
Kemampuan
memahami prinsip – prinsip dan menafsirkan hasil – hasil penelitian pendidikan
guna keperluan pengajaran.
C.
Kompetensi Kepala Sekolah
Kepala
sekolah merupakan pemimpin sekolah yang sangat berperan untuk memajukan
sekolah. Kepala sekolah melaksanakan program dan tugas utama sebagai kepala
sekolah. Untuk melaksanakan tugas kepala sekolah dengan baik kepala sekolah
mempunyai 5 kompetensi yang terus di kembangkan dan diterapkan dalam meminpin
sekolah. Seperti yang di kemukakan dalam Permendiknas No. 1 Tahun 2007
disyaratkan 5 kompetensi yang harus dimiliki kepala sekolah. Lima kompetensi
yang harus dikuasai oleh seorang kepala sekolah yaitu:
1.
Dimensi Kompetensi Kepribadian
a.
Berakhlak
mulia, mengembangkan budaya
dan akhlak mulia menjadi teladan
guru
b.
Memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin.
c.
Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri
sebagai kepala sekolah
d.
Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsi.
e.
Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam
pekerjaan sebagai kepala sekolah
f.
Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin
pendidikan.
2.
Dimensi Kompetensi Manajerial
a.
Menyusun perencanaan sekolah untuk berbagai tingkatan perencanaan
b.
Mengembangkan organisasi sekolah sesuai dengan kebutuhan
c.
Memimpin sekolah
dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal
d.
Mengelola
perubahan dan pengembangan sekolah menuju organisasi pembelajar yang
efektif.
e.
Menciptakan budaya dan iklim sekolah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran peserta didik.
f.
Mengelola guru
dan staf dalamr angka pendayagunaan sumber sumber daya manusia secara optimal
g.
Mengelola sarana dan prasarana sekolah dalam rangka
pendayagunaan secara optimal.
h.
Mengelola hubungan sekolah dengan masyarakat dalam rangka pencarian
dukungan ide,sumber belajar,dan pembiayaan.
i.
Mengelola
peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru,penempatan, dan
penegembangan kapasitas peserta didik.
j.
Mengelola
pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai dengan arah dan
tujuan pendidikan nnasional.
k.
Mengelola keuangan sekolah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang akuntabilatas, transparan dan efisien.
l.
Mengelola ketatausahaan sekolah dalam mendukung
pencapaian tujuan sekolah
m. Mengelola unit layanan khusus sekolah dalam
mendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta didik.
n.
Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi
peningkatan pembelajaran dan majemen sekolah.
o.
Melakukan monitoring,evaluasi,dan pelaporan pelaksanaan program
kegiatan sekolah dengan orosedur yang tepat serta merencanakan tindak lanjut
3.
Dimensi Kompetensi Kewirausahaan
a. Menciptakan
inovasi yang berguna
bagi pengembangan sekolah
b. Bekerja
keras untuk mencapai
keberhasilan sekolah sebagai organisasi
pembelajaran yang efektif
c. Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam
melaksanakan tugas pokok dan dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah
d. Pantang
menyerah dan selalu
mencari solusi terbaik
dalam menghadapi kendala yang dihadapi sekolah
e. Memiliki
naluri kewirausahaan dalam
mengelola kegiatan sekolah
sebagai sumber belajar peserta didik.
4.
Dimensi Kompetensi Supervisi
a.
Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka
peningkatan profesional guru
b.
Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan
pendekatan dan teknik supervise yang tepat.
c.
Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru
dalam rangka peningkatan profesionalisme
guru.
5. Dimensi Kompetensi Sosial
a.
Bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah
b.
Berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.
c.
Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok
lain.
D.
Peningkatan Mutu Proses Pedidikan
Dalam
peningkatan mutu pendidikan mengulirkan peraturan pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 Tentang standar Nasional Pendidikan. Tujuannya adalah dalam rangka
menetukan criteria minimal sistem pendidikan yang diharapkan mencakup : Standar
Isi, 2. Standar Proses, 3. Standar kompetensi kelulusan, 4. Standar pendidik
dan tenaga pendidikan, Standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan,
Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan, Standar Penilaian Pendidikan,
Pengertian
mutu menurut Nanang (2010:81) adalah “ Kualitas merupakan kondisi yang dinamis
yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi
atau melebihi harapan”. Dengan adanya standar mutu pendidikan nasional kita di
tuntut untuk meningkatkan professional.
Pengertian
mutu menurut ISO 2000 (dalam erfi ilyas 2001 : 13 ) “mutu adalah totalitas
karakteristik suatu produk ( barang dan jasa ) yang menunjang kemampuannya
untuk memuaskan kebutuhan”. Adapun menurut Welch (dalam Ilyas 2001:13) “mutu adalah jaminan
kesetiaan pelanggan, pertahanan terbaik melawan pertahanan saingan dari luar
dan satu – satunya jalan menuju pertumbuhan dan pendapatan yang langgeng”.
Dari
pengertian diatas jelas bahwa mutu berpusat pada pelanggan. Sekolah sebagai
lembaga pendidikan disebut bermutu jika program pendidikan dan pelayanan
sekolah memenuhi atau melebihi kebutuhan pelnggan yaitu : siswa, orang tua
siswa, masyarakat, pemerintah. Dari definisi – definisi diatas mutu adalah
gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa yang menunjukan
kemampuannya dalam memuasakan kebutuhan yang diharapak yang tersirat. Dalam
konteks pendidikan pengertian mutu mencakup Input, proses dan output
pendidikan.
Menurut
Nanang (2010: 83) Input pendidikan adalah segalah sesuatu yang harus tersedia
karena di butuhkan untuk berlangsungnya proses. Sesuatu yang dimaksud berupa
sumber daya dan perangkat lunak serta harapan – harapan sebagai pemandu bagi
berlangsungnya proses.
a.
Input
sumber daya, meliputi sumberdaya manusia ( Kepala sekolah, guru, karyawan dan
siswa )
b.
Input
perangkat lunak, meliputi struktur organisasi sekolah, peraturan prundang –
undangan, deskripsi tugas, rencana dan program
c.
Input
harapan – harapan berupa, visi, misi, tujuan dan sasaran – sasaran yang ingin
di capai oleh sekolah.
Penerapan
standar proses pendidikan merupakan kebijakan yang sangat penting dan strategis
untuk pemerataan dan peningkatan proses kualitas pendidikan Wina (2006:12) ‘untuk meningkatan kualitas pendidikan
melalui peningkatan dan perbaikan dilihat dari sudut guru yang meliputi tentang
peningkatan professional guru serta mengoptimalkan peran guru dalam proses
pembelajaran”.
E.
Kerangka Teori
Supervisi merupakan tugas yang harus dilakukan kepala sekolah untuk
membina guru. Dengan adanya supervisi ini memungkinkan guru dapat mengvaluasi
kekrungang guru dalam mengajar. Untuk meningkatkan kemampuan guru dalam
mengajar sangat diperlukan adannya penilaian dan evaluasi dari cara guru
mengajar. Jika guru sudah mengajar dengan baik kemungkinan hasil yang akan di
dapatkan juga akan baik. Karena guru faktor penentu keberhasilan pembelajaran.
Pelaksanaan supervisi ini akan dilakukan dengan langkah supervisi
yang sudag ada. adapun langkah supervisi itu sebagai berikut :
1.
Persiapan
-
Menyusun
program
-
Menyusun
jadwal pelaksanaan supervisi
-
Menyiapkan
instrument
2.
Pelaksanaan
supervisi
3.
Penilaian
kegiatan supervisi/tindak lanjut
Kerangka Teori Penelitian
BAB
III
METODE PENELITIAN
METODE PENELITIAN
A.
Lokasi Penelitian
1.
Tempat
Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SDN
49 Lareh Nan gadang Kecamatan Lintau Buo Utara. Pemilihan tempat ini dimana
penulis bertugas mengabdikan diri, yang mana selama ini penulis belum begitu
baik dalam melaksanakan supervisi.
2.
Subjek
Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada siswa dan guru
SDN 49 Lareh Nan gadang Kecamatan Lintau Buo Utarayang terdiri dari 10 orang
dan yang akan di jadikan objek sebanyak 6 orang guru perkelas dari 6 bidang
studi yang berbeda
3.
Waktu
dan Lama Penelitian
Penelitian akan dilakukan pada bulan
April semester II tahun ajaran 2010/2011.
Waktu yang dibutuhkan untuk penelitian ini terdiri 2 siklus.
B.
Setting
Penelitian
1. Pendekatan
Pendekatan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah penekatan kuliatatif dan pendekatan
kuatitatif. Dimana pendekatan kuantitatif data berupa angka – angka dan
pendekatan kualitatif data berupa tulisan, gambar dan grafik.
2.
Jenis
Penelitian
Adapun penelitian
yang akan diterapkan adalah Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) adalah
jenis penelitian yang dilakukan oleh kepala sekolah dan pengawas sekolah.
Seperti yang dikemukakan Mulyasa bahawa Penelitian Tindakan Sekolah merupakan
upaya peningkatan kinerja sistem pendidikan dan meningkatkan menejemen sekolah
agar menjadi produktif, efektif dan efisien.
jenis penelitian ini perlu diperkenalkan kepada kepala sekolah dan
pengawas sekolah nelalui pendidikan dan pelatihan (diklat) PTS. Dalam
pelaksanaan diklat PTS, diharapkan kepala sekolah dan pengawas sekolah
dapat (1) memahami PTS sebagai bagian dari penelitian ilmiah, (2)
memahami makna PTS, (3) memahami penyusunan usulan PTS, (4) melaksanakan
dan melaporkan hasil PTS yang dilakukannya.
Menurut
Direktorat Tendik (2008) Langkah – Langkah PTS terdiri atas empat tahap, yaitu planning (Rencana), action (tindakan), observasi (pengamatan) dan reflection (refleksi). Siklus spiral
dari tahap-tahap PTS dapat dilihat pada gambar berikut:
a.
Rangangan/rencana awal, sebelum mengadakan
penelitian peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana
tindakan, termasuk di dalamnya instrument penelitian dan perangkat pembelajaran
b.
Tindakan dilakukan setelah rancangan disusun.
Tindakan merupakan bagian yang akan dilakukan dalam Penelitian Tindakan Sekolah
dalam penelitian
c.
Pengamatan
dilakukan waktu guru mengajar di kelas. Data yang dikumpulkan dapat berupa data
pengelolaan sekolah/madrasah. Instrumen yang umum dipakai adalah lembar
observasi,dan cacatan lapangan yang dipakai untuk memperoleh data secara
objektif yang tidak dapat terekam melalui lembar observasi, misalnya aktivitas
siswa selama pemberian tindakan berlangsung, reaksi mereka, atau
pentunjuk-petunjuk lain yang dapat dipakai sebagai bahan dalam analisis dan
untukkeperluan refleksi
d.
Refleksi,
peneliti mengkaji melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan
yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat
3.
Alur
Penelitian
Penelitian
ini dilakukan dengan menggunakan model siklus yang dikembangkan oleh Kemmis dan
Mc Taggart (dalam Ritawati, 2008:69). Proses penelitian merupak proses daur
ulang atau siklus yang dimulai aspek , mengembangkan perencanaan, melakukan
observasi terhadap tindakan dan melakukan refleksi terhadap perencanaan
kegiatan tindakan dan kesuksesan hasil yang diperoleh. Pada setiap pertemuan
dilakukan pengamatan terhadap aktivitas guru selama proses pembelajaran yaitu 2
X 35 menit. Setiap akhir tindakan dinilai dengan instrument supervis . Alur
penelitian yang dilakukan dapat digambarkan seperti bagan berikut
4.
Prosedur Penelitian
a.
Perencanaan
Tahap
perencanaan ini berupa rencana kegiatan menentukan langkah-langkah yang akan
dilakukan peneliti untuk memecahkan masalah. Langkah ini merupakan upaya memperbaiki
kelemahan guru dalam mengajar Rencana kegiatan yang akan dilakukan adalah (1)
menyusun jadwal supervisi, (2) membuat dan meyiapkan instrumen penelitian
berupa lembar observasi memperoleh data nontes, (3) menyiapkan refleksi dan
perbaikan guru dalam mengajar.
b.
Tindakan
Tindakan adalah aktivitas yang
dirancang dengan sistematis untuk menghasilkan adanya peningkatan atau
perbaikan dalam proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran di lakukan
guru lebih maksimal dan baik sehingga pembelajaran
Dengan adanya supervisi guru bisa
mengetahui kekurangannya dalam mengajar dan menguasai knmpetensi – kompetensi
guru secara keseluruhan. Dengan hal ini memungkinkan hasil belajar siswa akan
baik. Karena faktor keberhasilan pembelajaran salah satunya adalah guru
c. Observasi
Observasi adalah mengamati hasil atau dampak
dari tindakan-tindakan yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran. Observasi
dilaksanakan peneliti selama proses pembelajaran berlangsung di sajikan guru.
Observasi meliputi observasi guru dalam mengajar dan mengelolah kelas.
d.
Refleksi
Refleksi adalah mengkaji, melihat, dan
mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan. Berdasarkan hasil refleksi
ini, peneliti dapat melakukan revisi terhadap rencana selanjutnya atau terhadap
rencana awal siklus II. Pada tahap ini, peneliti menganalisis hasil kemampuan
guru dalam mengajar siklus I. Jika
kemampuan tersebut belum memenuhi nilai target yang telah ditentukan, akan
dilakukan tindakan siklus II dan masalah-masalah yang timbul pada siklus I akan
dicarikan alternatif pemecahannnya pada siklus II.
C.
Data dan Sumber Data
1.
Data Penelitian
Data
penelitian ini berupa hasil observasi dan dokumentasi dari setiap tindakan
perbaikan pada pembelajaran yang di sajikan guru SDN 49 Lareh Nan gadang
Kecamatan Lintau Buo Utara. Data tersebut
berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan dan hasil pembelajaran berupa
informasi sebagai berikut:
a.
Rencana
pelaksanaan supervisi.
b.
Pelaksanaan
supervisi dengan menilai guru dalam mengajar
c.
Evaluasi
dari kemampuan guru dalam mengajar.
d.
Hasil
pengamatan guru dalam mengajar
2.
Sumber Data
Sumber
data dari penelitian ini berdasarkan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran
yang di sajikan guru dengan melakukan supervisi
pada guru SDN 49 Lareh Nan gadang Kecamatan Lintau Buo Utara
D. Teknik
Dan Instrumen Penelitian
1.
Teknik Penelitian
Teknik penelitian dilakukan dengan
beberapa cara mengamati guru dalam mengajar. Selain itu teknik yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah dengan cara melakukan observasi oleh Kepala Sekolah
terhadap guru dalam mengajar Setelah
instrument ini diisi hasil data yang diperoleh diolah. Sehingga di dapatkan
data yang valid. Dengan hal ini bisa dilihat sejauh mana kemampuan guru dalam
mengajar melalui supervise.
2.
Intrument
Instrumen
penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data, berupa panduan
observasi (pengamatan). dan tes.
1.
Observasi
Menurut
Anas Sudjijono (2011:76) adalah “cara menghimpun bahan – bahan keterangan
(data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis
terhadap fenomena – fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamaatan”
Lembaran Pengamatan/Observasi, digunakan untuk mengamati proses pembelajaran
yang berlangsung di kelas. Hal-hal yang
dinilai dengan menggunakan lembaran pengamatan ini adalah: 1) kemampuan
guru dalam mengajar dari semua aspek yang telah ditetapkan.
E. Analisis
Data
Data yang diperoleh dalam penelitian
dianalisis dengan menggunakan model analisis data kualitatif sesuai dengan yang
dikemukakan oleh Rochiati (2007:135) yakni analisis data dimulai dengan
menelaah sejak pengumpulan data sampai seluruh data terkumpul. Data tersebut
direduksi berdasarkan masalah yang diteliti, diikuti penyajian data dan
terakhir penyimpulan atau vertifikasi. Tahap analisis yang demikian dilakukan
berulang-ulang begitu data selesai dikumpulkan pada setiap tahap pengumpulan
data dalam setiap tindakan. Tahap analisis data tersebut adalah sebagai
berikut:
1.
Menelaah
data yang sudah terkumpul baik melalui observasi dan hasil belajar dengan
melakukan proses transkripsi hasil pengamatan, penyeleksiaan dan pemilihan
data. Seperti pengelompokan data pada siklus I, siklus II dan seterusnya.
Kegiatan menelaah data dilaksanakan sejak awal data dikumpulkan.
2.
Reduksi
data meliputi pengkategorian dan pengklasifikasian. Semua data yang telah
terkumpul diseleksi dan dikelompokan sesuai dengan penelitian. Data yang telah
dipisah-pisahkan tersebut lalu diseleksi mana yang relevan dan mana yang tidak
relevan. Data yang relevan akan dianalisis sedangkan yang tidak relevan tidak
dibahas.
3.
Menyajikan
data dilakukan dengan cara mengorganisasikan informasi yang sudah direduksi.
Data tersebut mula-mula disajikan terpisah tetapi setelah tindakan terakhir
direduksi keseluruhan data tindakan dirangkum dan disajikan secara terpadu.
4.
Menyimpulkan
hasil penelitian tindakan ini merupakan penyimpulan akhir penelitian. Kegiatan
ini dilakukan dengan cara peninjauan kembali lembaran pengamatan, dan bertukar
fikiran dengan ahli.
Analisis
data dilakukan terhadap data yang telah direduksi baik data perencanaan,
pelaksanaan maupun data evaluasi. Hal ini dimasukkan agar dapat ditemukan
berbagai informasi yang spesifik dan terfokus pada berbagai informasi yang
mendukung pembelajaran dan yang menghambat pembelajaran. Dengan demikian
pengembangan dan perbaikan atas berbagai kekurangan dapat dilakukan tepat pada
aspek yang bersangkutan. Hasil penelitian ini, selain berbentuk narasi juga
berbentuk angka dan bilangan. Jadi, dalam pengolahan datanya juga digunakan
analisis data kuantitatif.
Analisis
data kuantitatif ini dilakukan terhadap hasil belajar dengan menggunakan
pendekatan presentase yang dikemukakan oleh
(Ade Rusliana, 2007:6) dengan rumus sebagai berikut :
Skor
yang diperoleh (F)
Pesentase
perolehan skor = X 100%
Skor
Maksimum (N)
Rentang skor masing masing criteria dihitung pembagian makna
dibawah ini:
80%
- 100% Sangat Baik
70%
- 79% Baik
60%
- 69% Cukup
<50% Kurang
Sumber : Aderusliana (2007:6)
DAFTAR
PUSTAKA
Arikunto,
Suharsimi. 2004. Dasar – Dasar Supervisi.
Jakarta: Rineka Cipta
Depdikbud,
2000. Proyek Peningkatan Mutu SD, TK, dan SLB. Jakarta: Depdikbud
Hanfiah, Nanang dan Cucu
Suhana. 2010. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama
Hamalik,
Oemar. 2008. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.
Jakarta: Bumi Aksara.
Hamza B. Uno.
2010. Model Pembelajaran, Jakarta:
Bumi Aksara
Mulyasa, E..
2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi:
Konsep, Karakteristik, dan Implementasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Ngalim
Purwanto. 2003. Administrasi dan supervisi pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Rusliana, Ade 2007. Konsep
Dasar Evaluasi Hasil Belajar. Jakarta. Bumi Aksara
Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal I, ayat 1.
Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 39, ayat 1 dan 2
Sanjaya,
Wina. (2006). Strategi Pembelajaran. Jakarta : Kencana Prenada Media
Sudijono,
Anas 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan.
Yogyakarta : PT Raja Grafindo Persada
Wiriaatmadja, Rochiati. 2008. Metode
Penelitian Tindakan Kelas Untuk Meningkatkan Kinerja Guru Dan Dosen.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
UNTUK
BAB IV & V SERTA LAMPIRAN HUBUNGUNGI KAMI :081374344159) GRATIS...
KAMI SIAP MEMBANTU.
TANPA BIAYA. BUTUH PTS LAIN KAMI SIAP MEMBANTU. GRATIS...... (tanpa
biaya) kami hanya membantu teman - teman. MASIH BANYAK JUDUL PTS DAN PTK LAINYA UNTUK KEPALA SEKOLAH DAN PENGAWAS
LAMPIRAN I
FORMAT PENILAIAN SUPERVISI AKADEMIK
NAMA GURU :
HARI/TGL :
KELAS :
NO
|
INDIKATOR/ASPEK YANG DIAMATI
|
SKOR
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||
I
|
PENDAHULUAN
|
|||||
1.
|
Memeriksa kesiapan siswa
|
|||||
2.
|
Melakukan kegiatan apersepsi
|
|||||
3.
|
Kesiapan bahan ajar
|
|||||
4.
|
Melakukan kegiatan apersepsi
|
|||||
5.
|
Melakukan kegiatan motivasi
|
|||||
6..
|
Menjelaskan kompetensi dasar/indikator
|
|||||
II
|
KEGITAN INTI
|
|||||
7.
|
Penguasaan materi
|
|||||
8.
|
Pengelolaan kelas
|
|||||
9.
|
Pengelolaan waktu
|
|||||
10.
|
Metoda/pendekatan yang bervariasi
|
|||||
11.
|
Penggunaan alat bantu&media
pembelajaran
|
|||||
12
|
Peran guru sebagai fasilitatur/bimbingan
yang diberikan kepada peserta didik
|
|||||
13.
|
Melaksanakan pembelajaran yang bersifat
kontektual
|
|||||
14.
|
Teknik bertanya
|
|||||
15.
|
Interaksi guru-peserta didik
|
|||||
16.
|
Interaksi antar peserta didik
|
|||||
AKTIFITAS PESERTA DIDIK
|
||||||
17.
|
Menggali informasi dari peserta didik
|
|||||
18.
|
Mengolah informasi
|
|||||
19.
|
Melakukan penelitian /memecahkan masalah
|
|||||
20.
|
Berkomunikasi lisan/tertulis (
presentasikan hasil,pidato,mengarang,dll )
|
|||||
21.
|
Mengajukan pertanyaan yang Berbobot/ide
kreatif
|
|||||
22.
|
Menghubungkan materi pembelajaran dengan
budi pekerti/kehidupan sehari-hari
|
|||||
23.
|
Membuat kesimpulan
|
|||||
SIKAP?MINAT PESERTA DIDIK DALAM
PEMBELAJARAN
|
||||||
24
|
Kehadiran
|
|||||
25.
|
Membawa buku/alat pelajaran yang dibutuhkan
|
|||||
26.
|
Pencapaian kompetensi dasar dan
indikator
|
|||||
27.
|
Memantau kemajuan belajar selama proses
|
|||||
28.
|
Melakukan peilaian akhir sesuai dengan
kompetensi/tujuan
|
|||||
29.
|
Menggunakan bahasa lisan dan tulisan
secara jelas,baik dan benar
|
|||||
30.
|
Menyampaikan pesan dengan gaya yang
sesuai
|
|||||
PENUTUP
|
||||||
31.
|
Melakukan refleksi atau membuat
rangkuman denganmelibatkan siswa
|
|||||
32.
|
Membersihkan alat/bahan yang selesai
digunakan
|
|||||
33.
|
Memberikan tugas
|
|||||
SKOR TOTAL
|
Petunjuk
:
Berilah skor pada butir-butir
perencanaan pembelajaran dengan cara melingkari
angka pada kolom skor ( 1,2,3,4,5
) sesuai dengan kriteriua sebagai berikut :
1= sangat tidak baik
2= Tidak baik
3= kurang baik
4= baik
5= sangat baik
Kepala Sekolah Lareh Nan Gadang, 2014
Guru Yang di Supervisi
FORMAT
PEMBERIAN PEMBINAAN PADA GURU
NAMA GURU :
KELAS :
HARI/TGL :
NO
|
ASPEK YANG KURANG
|
SARAN
|
1
|
Memeriksa kesiapan siswa
|
Periksalah kesiapa siswa sebelum mulai pelajaran, karena jika
siswa siap belajar pembelajaran akan bisa berjalan dengan baik.
|
2
|
Dan seterusnya……
|
|
Kepala Sekolah Lareh Nan Gadang, 2014
Guru Yang di Supervisi
LAMPIRAN III
DAFTAR HADIR /ABSENSI GURU YANG DI SUPERVISI
SIKLUS I
No
|
Nama Guru
|
TTD
|
KET
|
1
|
|||
2
|
|||
3
|
|||
4
|
|||
5
|
|||
6
|
|||
7
|
|||
8
|
|||
9
|
LAMPIRAN IV
PROGRAM SEPERVISI SIKLUS I
No
|
Nama Guru
|
BULAN
|
|||||||||
JANUARI
|
FEBRUARI
|
MARET
|
|||||||||
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1
|
|||||||||||
2
|
|||||||||||
3
|
|||||||||||
4
|
|||||||||||
5
|
|||||||||||
6
|
|||||||||||
7
|
|||||||||||
8
|
|||||||||||
9
|
LAMPIRAN V
CATATAN HARIAN SUPERVISI AKADEMIK
No
|
Nama Guru
|
CATATAN HARIAN
|
|
1
|
|||
2
|
|||
3
|
|||
4
|
|||
5
|
|||
6
|
|||
7
|
|||
8
|
|||
9
|
pa saya minta bab 4 dan 5 nya kalo bapa tidak keberatan
BalasHapus