Definisi Pendidikan Jasmani Menurut
Tokoh- Tokoh Pendidikan Jasmani
Istilah pendidikan jasmani berawal dari Amerika Serikat
berawal dari istilah gymnastics, hygiene, dan physical culture Siedentop
(1972).Berikut pengertian pendidikan jasmani menurut ahli :
1.
Cholik Mutohir (Cholik Mutohir,
1992).
Olahraga
adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat
mendorong mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah
seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan,
perlombaan/ pertandingan, dan kegiatan jasmani yang intensif untuk memperoleh
rekreasi, kemenangan, dan prestasi puncak dalam rangka pembentukan manusia
Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila.
Mengemukakan
bahwa pendidikan jasmani didefinisikan sebagai fase dari seluruh proses
pendidikan yang berhubungan dengan aktivitas dan respons otot yang giat dan
berkaitan dengan perubahan yang dihasilkan individu dari respons tersebut.
3.
Dauer dan Pangrazi (1989: 1)
Mengemukakan
bahwa pendidikan jasmani adalah fase dari program pendidikan keseluruhan yang
memberikan kontribusi, terutama melalui pengalaman gerak, untuk pertumbuhan dan
perkembangan secara utuh untuk tiap anak. Pendidikan jasmani didefinisikan
sebagai pendidikan dan melalui gerak dan harus dilaksanakan dengan cara-cara
yang tepat agar memiliki makna bagi anak. Pendidikan jasmani merupakan program
pembelajaran yang memberikan perhatian yang proporsional dan memadai pada
domain-domain pembelajaran, yaitu psikomotor, kognitif, dan afektif.
4.
Bucher, (1979).
Mengemukakan
pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari suatu proses pendidikan
secara keseluruhan, adalah proses pendidikan melalui kegiatan fisik yang
dipilih untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan organik, neuromuskuler,
interperatif, sosial, dan emosional.
5.
Ateng (1993)
Mengemukakan;
pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan
melalui berbagai kegiatan jasmani yang bertujuan mengembangkan secara organik,
neuromuskuler, intelektual dan emosional.
6.
Siedentop (1991),
Seorang
pakar pendidikan jasmani dari Amerika Serikat, mengatakan bahwa dewasa ini
pendidikan jasmani dapat diterima secara luas sebagai model “pendidikan melalui
aktivitas jasmani”, yang berkembang sebagai akibat dari merebaknya telaahan
pendidikan gerak pada akhir abad ke-20 ini dan menekankan pada kebugaran
jasmani, penguasaan keterampilan, pengetahuan, dan perkembangan sosial. Secara
ringkas dapat dikatakan bahwa: "pendidikan jasmani adalah pendidikan dari,
tentang, dan melalui aktivitas jasmani".
7.
Jesse Feiring Williams (1999; dalam
Freeman, 2001)
Pendidikan
jasmani adalah sejumlah aktivitas jasmani manusiawi yang terpilih sehingga
dilaksanakan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Pengertian ini didukung
oleh adanya pemahaman bahwa:
Manakalah
pikiran (mental) dan tubuh disebut sebagai dua unsur yang terpisah, pendidikan,
pendidikan jasmani yang menekankan pendidikan fisikal... melalui pemahaman sisi
kealamiahan fitrah manusia ketika sisi keutuhan individu adalah suatu fakta
yang tidak dapat dipungkiri, pendidikan jasmani diartikan sebagai pendidikan
melalui fisikal. Pemahaman ini menunjukkan bahwa pendidikan jasmani juga
terkait dengan respon emosional, hubungan personal, perilaku kelompok,
pembelajaran mental, intelektual, emosional, dan estetika.’ Pendidikan melalui
fisikal maksudnya adalah pendidikan melalui aktivitas fisikal (aktivitas
jasmani), tujuannya mencakup semua aspek perkembangan kependidikan, termasuk
pertumbuhan mental, sosial siswa. Manakala tubuh sedang ditingkatkan secara
fisik, pikiran (mental) harus dibelajarkan dan dikembangkan, dan selain itu
perlu pula berdampak pada perkembangan sosial, seperti belajar bekerjasama
dengan siswa lain.
8.
Menurut
WHO
Pendidikan
Jasmani adalah kegiatan
jasmani yang diselenggarakan untuk menjadi media bagi kegiatan pendidikan.
Pendidikan adalah kegiatan yang merupakan proses untuk mengembangkan kemampuan
dan sikap rohaniah yang meliputi aspek mental, intelektual dan bahkan
spiritual. Sebagai bagian dari kegiatan pendidikan, maka pendidikan jasmani
merupakan bentuk pendekatan ke aspek sejahtera Rohani (melalui kegiatan
jasmani), yang dalam lingkup sehat WHO berarti sehat rohani.
seluruh tokoh pendidikan tentang arti dari pendidikan
jasmani, yaitu pendidikan jasmani dapat diartikan sebagai bagian integral dari
suatu proses pendidikan secara keseluruhan, melalui kegiatan fisik yang dipilih
untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan organik, neuromuskuler,
interperatif, sosial, dan emosional melalui kegiatan jasmani yang intensif
untuk memperoleh rekreasi, kemenangan, dan prestasi puncak dalam rangka
pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila.
Definisi
Pendidikan Olahraga menurut Tokoh-tokoh Pendidikan
Berikut
pengertian pendidikan olahraga menurut ahli :
A. Webster’s
New Collegiate Dictonary (1980) Olahraga yaitu ikut serta dalam aktivitas fisik untuk
mendapatkan kesenangan, dan aktivitas khusus seperti berburu atau dalam
olahraga pertandingan (athletic games di Amerika Serikat)
B. Renstrom
& Roux 1988, dalam A.S.Watson,Children in Sport dalam Bloomfield,J, Fricker
P.A. and Fitch,K.D., 1992)
Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana untuk
memelihara gerak (mempertahankan hidup) dan meningkatkan kemampuan gerak
(meningkatkan kualitas hidup). Seperti halnya makan, Olahraga merupakan
kebutuhan hidup yang sifatnya periodik; artinya Olahraga sebagai alat untuk
memelihara dan membina kesehatan, tidak dapat ditinggalkan. Olahraga merupakan
alat untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan jasmani, rohani dan sosial.
Struktur anatomis-anthropometris dan fungsi fisiologisnya, stabilitas emosional
dan kecerdasan intelektualnya maupun kemampuannya bersosialisasi dengan
lingkungannya nyata lebih unggul pada siswa-siswa yang aktif mengikuti kegiatan
Penjas-Or dari pada siswa-siswa yang tidak aktif mengikuti Penjas-Or .
C. World
Conference On Education and Sports for Culture of Peace (I0C, Juli 1999), menyebutkan bahwa:
i. Olahraga
adalah suatu sekolah kehidupan dan dapat menjadi sekolah perdamaian.
ii. Olahraga
dapat membangun jembatan perdamaian di antara orang-orang dan ras.
iii
. Olahraga adalah hak asasi manusia
seperti hak pendidikan, hak untuk identitas
iv. Olahraga adalah alat yang baik untuk memperkenalkan
kebiasaan dari kehormatan.
D. Ensiklopedia Indonesia makna olahraga adalah gerak badan yang dilakukan
oleh satu orang atau lebih yang merupakan regu atau rombongan.
E. Menpora Maladi pengertian olahraga
yaitu mencakup
segala kegiatan manusia yang ditujukan untuk melaksanakan misi hidupnya dan
cita-cita hidupnya, cita-cita nasional politik, sosial, ekonomi, kultural dan
sebagainya.
F. UNESCO mendefinisikan olahraga sebagai
“setiap aktivitas fisik berupa permainan yang
berisikan perjuangan melawan unsur-unsur alam, orang lain,
ataupun diri sendiri”.
Pendekatan-Pendekatan
Dalam Pembelajaran Penjas
Dalam
proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki kemiripan makna,
sehingga seringkali orang merasa bingung untuk membedakannya. Istilah-istilah
tersebut adalah: (1) pendekatan pembelajaran, (2) strategi pembelajaran, (3)
metode pembelajaran; (4) teknik pembelajaran; (5) taktik pembelajaran; dan (6)
model pembelajaran. Berikut ini akan dipaparkan istilah-istilah tersebut,
dengan harapan dapat memberikan kejelasaan tentang penggunaan istilah tersebut.
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut
pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang
terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,
menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan
teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis
pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat
pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang
berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).
Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam strategi pembelajaran. Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003) mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu :
Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam strategi pembelajaran. Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003) mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu :
1.
Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan
kualifikasi hasil (out put) dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan
mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang memerlukannya.
2.
Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama
(basic way) yang paling efektif untuk mencapai sasaran.
3.
Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah
(steps) yang akan dtempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran.
4.
Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria)
dan patokan ukuran (standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan
(achievement) usaha
Pendekatan-pendekatan
dalam pembelajaran penjas
A.
Pendekatan Reflektif
Pendekatan reflektif merupakan pengabungan metode atau model pembelajaran yang biasa juga dikatakan bahwa pendekatan alternatif karena guru dituntut untuk bagaimana mencari atau melihat perbedaan karakter siswa secara keseluruhan.
Pendekatan reflektif juga menekankan kreativitas penumbuhan kondisi pembelajaran yang kondusif melalui penerapan berbagai keterampilan pengajaran yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Guru yang reflektif selalu melakukan penilaian terhadap lingkungan sekitar dalam upaya mengidentifikasi rencana proses pengajarannya.
Praktek pembelajaran reflektif adalah bagian dari proses pembelajaran yang mengatakan bahwa saya menjadi sadar akan pengalaman sebelumnya. Dan pendekatan reflektif juga mendorong peserta didik untuk berfikir kreatif, mempertanyakan sikap dan mendorong kemandirian belajar.
Pendekatan reflektif merupakan pengabungan metode atau model pembelajaran yang biasa juga dikatakan bahwa pendekatan alternatif karena guru dituntut untuk bagaimana mencari atau melihat perbedaan karakter siswa secara keseluruhan.
Pendekatan reflektif juga menekankan kreativitas penumbuhan kondisi pembelajaran yang kondusif melalui penerapan berbagai keterampilan pengajaran yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Guru yang reflektif selalu melakukan penilaian terhadap lingkungan sekitar dalam upaya mengidentifikasi rencana proses pengajarannya.
Praktek pembelajaran reflektif adalah bagian dari proses pembelajaran yang mengatakan bahwa saya menjadi sadar akan pengalaman sebelumnya. Dan pendekatan reflektif juga mendorong peserta didik untuk berfikir kreatif, mempertanyakan sikap dan mendorong kemandirian belajar.
B. Pendekatan
Modifikasi Olahraga
Pendekatan modifikasi merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh para guru agar proses pembelajaran dapat mencerminkan DAP.” Developentally Appropriate Practice” (DAP). Artinya bahwa tugas ajar yang disampaikan harus memerhatikan perubahan kemampuan atau kondisi anak, dan dapat membantu mendorong ke arah perubahan tersebut. Esensi modifikasi adalah menganalisis sekaligus mengembangkan materi pelajaran dengan cara meruntunkannya dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial sehingga dapat memperlancar siswa dalam belajarnya.Modifikasi pembelajaran pendidikan jasmani dianggap penting untuk diketahui oleh para guru pendidikan jasmani. Diharapkan dengan mereka dapat menjelaskan pengertian dan konsep modifikasi, menyebutkan apa yang dimodifikasi dan bagaimana cara memodifikasinya, menyebutkan dan menerangkan beberapa aspek analisis modifikasi. Cara ini dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan, dan membelajarkan siswa yang tadinya tidak bisa menjadi bisa, yang tadinya kurang terampil menjadi lebih terampil. Cara-cara guru memodifikasi pembelajaran akan tercermin dari aktivitas pembelajarannya yang diberikan guru mulai awal hingga akhir pelajaran. Selanjutnya guru-guru pendidikan jasmani juga harus mengetahui apa saja yang bisa dan harus dimodifikasi serta tahu bagaimana cara memodifikasinya.
C. Pendekatan
Berbasisi Masalah
Pendekatan berbasis masalah merupakan pendekatan yang dimana seorang guru memberikan kesempatan anak untuk berpikir analisis, dan kritis melalui latihan lalu memecahkan masalah yang didapat dan didasarkan pada dunia nyata anak.
Pendekatan berbasis masalah merupakan pendekatan yang dimana seorang guru memberikan kesempatan anak untuk berpikir analisis, dan kritis melalui latihan lalu memecahkan masalah yang didapat dan didasarkan pada dunia nyata anak.
D. Pendekatan
Inquiry & discovery
Pendekatan ini merupakan proses pembelajaran yang melakukan sendiri (menemukan sendiri) sedangkan Discovery adalah suatu pendekatan yang dimana guru mendorong siswa untuk mengalami dan melakukan percobaan menemukan jati diri berdasarkan pengalaman dalam dunia nyata.
- Menekankan kepada aktifitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan
- Seluruh aktifitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan sendiri.
- Mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian proses mental.
Pendekatan ini merupakan proses pembelajaran yang melakukan sendiri (menemukan sendiri) sedangkan Discovery adalah suatu pendekatan yang dimana guru mendorong siswa untuk mengalami dan melakukan percobaan menemukan jati diri berdasarkan pengalaman dalam dunia nyata.
- Menekankan kepada aktifitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan
- Seluruh aktifitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan sendiri.
- Mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian proses mental.
E. Pendekatan
Pastisipatorik
Pendekatan ini menuntut guru dimana untuk menjadi fasilitator dan menuntuk guru sebagai:
- Menekankan keterlibatan peserta didik secara penuh.
- Pendidik dianggap sebagai penentu keberhasilan belajar
- Peserta didik dianjurkan sebagai subjek belajar
- Mendorong tumbuh dan berkembangnya jiwa demokrasi serta kemampuan mengemukakan dan menerima pendapat.
Pendekatan ini menuntut guru dimana untuk menjadi fasilitator dan menuntuk guru sebagai:
- Menekankan keterlibatan peserta didik secara penuh.
- Pendidik dianggap sebagai penentu keberhasilan belajar
- Peserta didik dianjurkan sebagai subjek belajar
- Mendorong tumbuh dan berkembangnya jiwa demokrasi serta kemampuan mengemukakan dan menerima pendapat.
F. Pendekatan
Kooperatif
Kooperatif itu adalah merupakan pelaksanaan pembelajaran yang saling berinteraksi satu sama lain dimana pembelajaran tergantung pada ahli dalam kelompok
- Pendekatan kooperatif merupakan pembelajaran secara sadar dan sisitematis yang sili asa. Silih asi dan silih asu. Antara siswa sebagai latihan hidup dalam masyarakat Nyata.
- Ada beberapa tahap dalam model pendekatan kooperatif yaitu Pembentukan, Pengaturan, Perumusan dan Penyerapan
Kooperatif itu adalah merupakan pelaksanaan pembelajaran yang saling berinteraksi satu sama lain dimana pembelajaran tergantung pada ahli dalam kelompok
- Pendekatan kooperatif merupakan pembelajaran secara sadar dan sisitematis yang sili asa. Silih asi dan silih asu. Antara siswa sebagai latihan hidup dalam masyarakat Nyata.
- Ada beberapa tahap dalam model pendekatan kooperatif yaitu Pembentukan, Pengaturan, Perumusan dan Penyerapan
Pendekatan
Berbasis Proyek
Menurut Thomas 2001 Dkk mengatakan bahwa penjaran berbasis proyek atau sebuah model atau pendekatan pembelajaran yang inovatif yang menekankan belajar kontestual melalui kegiatan-kegiatan yang kontes.
Menurut Thomas 2001 Dkk mengatakan bahwa penjaran berbasis proyek atau sebuah model atau pendekatan pembelajaran yang inovatif yang menekankan belajar kontestual melalui kegiatan-kegiatan yang kontes.
Pendekatan scaffolding merupakan pembelajaran yang berjenjang dan sistematis dan memungkinkan peserta didik untuk mendapat keterampilan baru atau diluar kemampuannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar